Jumat, 15 Juni 2012

contoh laporan studi kasus


1.        Identitas Konseli
Nama                                : Ramdan Zakaria (RZ)
Tempat, tanggal lahir          : Gorontalo, 04 April 2002
Umur                                 : 10 Tahun
Alamat                              : Dembe Jaya
Jenis Kelamin                   : laki- laki
Jumlah Saudara                 : tunggal
Kelas/Sekolah                   : SD kelas Dua (2)
Nama Orang Tua
     Ayah                           : Almarhum
     Ibu                               : Rusni
Alamat Orang Tua           : Dembe jaya

2.        Lingkup Permasalahan : Bidang Akademik

a. Identifikasi Masalah
RZ merupakan anak tunggal, ia berasal dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi dan keutuhan keluarganya. Ayahnya telah meninggal dunia saat RZ masih dalam kandungan dan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di manado,sementara RZ tinggal dengan neneknya sejak kecil.sehingga tidak semua keinginannya terpenuhi.
Menurut beberapa pengakuan wali kelas 2 RZ tergolong anak yang rajin ke sekolah dan punya banyak teman.namun ia memiliki kesulitan dalam berbicara karena bibirnya sumbing,ia juga kurang mampu dalam menerima pelajaran.di kelas 1 dan 2 RZ pernah tinggal kelas. dan di kelas 2 ini ia juga terancam tinggal kelas karena ia belum dapat membaca dan menulis serta masih memiliki kesulitan dalam mengucapkan kata-kata.
Berdasarkan Tes Binet Simon yang saya lakukan kepada RZ Dengan membandingkan usia mental dan usia kalender RZ, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
IQ = MA/CA x 100
     = 7,11/9,2 x 100
     = 7,28
Jadi kemampuan ini dalam klasifikasi Klinner termasuk anak sub normal

b. Latar Belakang Masalah:

Menurut guru dan orang tua RZ bahwa RZ memiliki cacat fisik,tidak sama dengan anak normal lainnya dan kurang mampu bahkan tidak mampu dalam menerima pelajaran.Namun dari pihak sekolah maupun orang tua belum memiliki solusi terhadap masalah tersebut.

c. Indikator:
a.       Memperhatikan guru di kelas
b.      Ia tergolong anak yang rajin.
c.       Tidak dapat membaca dan menulis dengan baik.
d.      Pendiam

d. Masalah
Cacat fisik dan potensi belajar yang rendah

3.        Prognosis
a.         Batasan Masalah
            Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis,mengeja,atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi – kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak – anak  yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karenana tunagrahita,karena gangguan emosional,atau karena kemiskinan lingkungan,budaya atau ekonomi (Hallahan, Kauffman,dan Llyod (1985 : 14).
b.        Analisis SWOT
1)      Potensi
Dengan IQ yang dimilikinya yaitu 77 dan tergolong sub normal maka sebenarnya ia tidak dapat dipaksakan untuk melanjutkan pendidikannya dipendidikan formal.agar ia bisa mengembangkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
2) Hambatan
·         Guru dan orang tua RZ belum mengetahui solusi untuk mengatasi masalah belajar RZ.
·         Tidak ada guru BK di sekolah tersebut.
3. Peluang
Setiap anak pasti memiliki bakat dan potensi. Jika potensi RZ ditemukan maka ia akan lebih mudah diarahkan.
4. Tantangan
Jika RZ tidak diberikan penanganan secara khusus maka ia tidak dapat membantu dirinya maupun orang lain.menemukan potensi RZ merupakan fungsi utama.

5. Analisis Kemungkinan Rancangan Bantuan yang Dapat Diberikan
Siswa yang mengalami cacat fisik hendaknya membutuhkan pelayanan khusus untuk menemukan potensinya.

6. Alternatif Bantuan
Langkah-langkah yang dapat dilakukan : 1) mengidentifikasi baik kasus, masalah dan faktor penyebab; 2) melakukan prognosis; 3) treatmen; 4) evaluasi dan rekomendasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar