Jumat, 15 Juni 2012

SKRIP WAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONSELING


konseli                 : “Assalamualaikum…..”

Konselor              : “wa’alaikum salam, mari silahkan “ ( berjabatan tangan, lalu dengan ramah menyilahkan duduk ,selanjutnya konselor duduk berhadapan dengan konseli tersebut ).

Konselor              : “saya  sangat senang berjumpa  anda” ..dengan nada ramah,senyum, kontak mata dan badan agak membungkuk kea rah klien ( attending ). “ tampaknya seperti ada sesuatu yang penting sehingga anda menemui saya “ ( refleksi perasaan ).

Konseli                :” ya…bu ..karena akhir- akhir ini saya dilanda rasa cemas dan juga bingung, entah apa yang harus saya lakukan” (terlihat galau).

Konselor              : diam sejenak, sambil mengamati perilaku nonverbal klien, lalu berkata : “ saya memahami perasaan anda, tetapi apakah  perasaan cemas dan bingung yang anda alami mungkin bisa dibicarakan bersama?” (probing)

Konseli                ;” tentu saja bisa bu’..tetapi apakah ibu bisa menjaga rahasia tentang apa yang saya katakana nanti”?.
Konselor              :”ya, pasti saya akan menjaga rahasia anda, karena kerahasiaa adalah salah satu azas yang harus saya patuhi dalam proses konseling ini”. Kalau begitu saya ingin mendengarkan tentang sejauh mana perasaan cemas dan bingung yang membuat anda terganggu?” (clarification)

Konseli                : “ begini bu’..saya sedang menjalin hubungan dengan seorang pria yang profesinya sebagai guru dan saya sangat mencintainya. Namun, pria tersebut sudah memiliki istri dan juga anak yang sementara kuliah.

Konselor              :” sejak kapan hal itu terjadi?”. (checking out)

Konseli                :”sejak 4 tahun yang lalu bu’…

Konselor              : “ apakah anda tahu bahwa pria tersebut telah berkeluarga sejak awal anda menjalin hubungan?”(clarification)

Konseli                : “ya… saya sudah mengetahui sebelumnya.. tetapi pria itu juga memberikan perhatian lebih dan mencintai saya karena istrinya sudah sakit-sakitan”.

Konselor              : “berarti intinya adalah anda mencintai pria dan anda tidak peduli dengan status pria tersebut?( pharaprase). Lalu apakah dengan hubungan yang cukup lama ini anda akan memutuskan untuk menikah dengannya?” (interpretation)

Konseli                : “ya,pada awalnya saya tidak peduli dengan statusnya.namun, ketika dia mengajak saya menikah saya jadi bingung..padahal saya sangat mencintainya.tetapi, bagaimanapun saya harus menikah dengannya karena hubungan kami sudah cukup lama”.

Konselor              : “ apakah anda sudah memprediksi apa konsekuensi yang akan anda dapat ketika anda menikah?”. Lalu bagaimana perasaan anda jika anda diposisi istri pria tersebut? (checking out)

Konseli                :” yang pasti saya sudah menyakiti istrinya dan masyarakat mencemooh saya. Jika saya yang menjadi wanita tersebut saya tidak akan terima jika suami saya berselingkuh,apalagi sampai menikah. Saya benci jika saya diselingkuhi..

Konselor              : “ anda mengatakan bahwa anda benci dengan pria yang berselingkuh.tetapi anda ingin tetap menikah dengan pria tersebut..apakah ini sesuai dengan kata hati anda?” (confrontation)

Konseli                : “tetapi saat ini saya bukanlah sebagai seorang istri yang sakit-sakitan. Saya masih cantik , sehat dan saya yakin bisa melayani pria tersebut dengan baik setelah menikah nanti.”

Konselor              :”manusia itu tidak selamanya cantik dan juga sehat akan ada waktunya hal itu memudar”. ( information giving).apalagi pria tersebut ingin meninggalkan istrinya karena sakit-sakitan.apakah anda yakin pria itu akan tetap setia dengan anda nantinya? 

Konseli                : “ jika saya berpikir seperti itu, pasti saya akan ragu dengan kesetiannya pada saya. Tapi kalau saya pikir secara rasional pria itu adalah pembohong,dan juga tidak setia. Dan saya takut jika hal itu terulang kembali dan korbannya adalah saya sebagai istrinya nanti. Saya tidak mau hal itu terjadi.

Konselor            : “ lalu apa yang akan anda lakukan jika anda tidak menginginkan hal itu terjadi? (checking out)

Konseli                : “saya ingin memutuskan hubungan dengannya, saya ingi melupakannya.saya sadar ini tidak baik..karena saya akan menyakiti istri dan anaknya dan saya tidak akan kuat jika saya akan jadi cemoohan masyarakat. Tapi bagaimana caranya? Saya pasti susah melupakan karena saya sangat mencintainya.

Konselor              :” jika anda ingin mengakhiri hubungan dengan pria itu maka berkomitmenlah dalam diri anda untuk mengakhiri dan bicarakan hal ini dengan baik kepada pria tersebut.”masalah anda sangat mencintai? menCintai pria memang kebutuhan tetapi jika itu tidak terpenuhi kita tidak akan apa-apa.semua itu akan hilang seiring berjalannya waktu.” (summarizing)

Konseli                :” ya ,bu’”..

Konselor       : “baiklah, kira-kira apa rencana sementara anda sebagai pegangan untuk tindakan selanjutnya?(checking out)

Konseli                :” pertama, saya aka berbicara kepada pria itu untuk mengakhiri hubungan kami. Kedua, saya akan menghilangkan benda-benda yang dapat mengingatkan saya pada dia. Ketiga, saya akan memperpadat aktivitas saya agar bisa melupakannya.”

Konselor            :” itu tindakan yang luar biasa. Sebelum kita tutup pembicaraan ini, bagaimana perasaan anda setelah kita berdiskusi, atau apa kesimpulan anda?( refleksi perasaan)

Konseli             :” saya sedikit lega, saya jadi sadar dan saya tahu apa yang harus saya lakukan agar masalah ini tidak semakin besar.

Konselor              :” apakah masih ada yang ingin anda sampaikan?”

Konseli                :” saya kira cukup bu’.

Konselor              :”bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini, dan saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan anda.”

Konseli                :” sama-sama”.

1 komentar: