Jumat, 15 Juni 2012

PERSPEKTIF TEORITIK PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR


            Anak berkesulitan belajar memerlukan program pelayanan remedial.program remedial hendaknya dilaksanakan olehguru khusus yang memiliki keahlian dalam bidang pendidikan bagi anak berkesulitan belajar.sebelum memberikan pengajaran remedial,guru perlu lebih dahulu menegakan diagnosis, yaitu menentukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif dan efisien.
            Ada tujuh langkah yang hendaknya diikuti oleh guru dalam menegakan diagnosis kesulitan belajar,yaitu (1) identifikasi, (2) menentukan prioritas anak yang perlu diberi pelayanan pengajaran remedial, (3) menentukan potensi, (4) menentukan taraf kemampuan dalam bidang yang perlu diremidasi, (5) menentukan gejala kesulitan, (6) menganalisis faktor yang terkait, dan (7) menyusun rekomendasi untuk pengajaran remedial.
Ada sembilan prinsip diagnosis kesulitan belajar yang perlu diperhatikan, yaitu (1) terarah pada perumusan metode perbaikan, (2) efisien, (3) penggunaan catatan kumulatif, (4) memperhatikan berbagai informasi terkait, (5) valid dan reliabel, (6) penggunaan tes baku (kalaw mungkin), (7) penggunaan prosedur informal, (8) kuantitatif, dan (9) berkesinambungan.

KESULITAN BELAJAR KHUSUS
Ø  Gangguan Perkembangan Motorik Dan Perseptual
1.      Gangguan Perkembangan Motorik
           Gangguan perkembangan motorik dapat menyebabkan kesulitan belajar.meskipun demikian .tidak semua anak berkesulitan belajar  memperlihatkan adanya gangguan perkembangan motorik.
Teori  Tentang Perkembangan Motorik
a.       Teori pendidikan Jasmani Adaptif : cratty
            Program pendidikan jasmani adaptif  adalah program pendidikan jasmani yang telah dimodifikasi untuk mempertemukan kebutuhan  - kebutuhan anak yang menyandang ketunaan.tujuannya adalah untuk membantu anak yang menyandang ketunaan mengambil manfaat kenikmatan aktifitas rekreasi seperti yang diperoleh anak – anak lain ,yang sangat bermanfaat bagi perkembangan jasmani,emosi dan social yang sehat.
b.      Teori Perseptual – Motor : Kephart
            Teori perceptual – motor menyebutkan bahwa banyak anak yang belum memiliki pengalaman yang diperlukan untuk menginternalisasikan suatu skema dunia yang komprehensif dan konsisten.mereka belum dapat mengorganisasikan system pemrosesan informasi ,dan secara motorik,perceptual,maupun kognitif,mereka mengalami disintegrasi.
c.       Teori Sensori Integrasi : Ayres
            Ayres mengemukakan bahwa fungsi otak anak berkesulitan belajar dapat dimodifikasi melalui terapi yang memberikan stimulasi integrasi sensori di dalam otak sehingga anak dapat belajar secara normal.

2.      Gangguan Perkembangan Persepsi
           Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan meninterpretasikan informasi sensoris, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indera(lerner,1988:282).
Ø  Kesulitan Belajar Kognitif
a.       Hakikat Kognisi
           Kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi,pikiran, symbol,penalaran,dan pemecahan masalah.perwujudan fungsi kognitif dapat dilihat dari kemampuan anak dalam menggunakan bahasa dan matematika.
b.      Kaitan Antara kesulitan Belajar dengan Gaya Kognitif
            Gaya kognitif berkaitan dengan cara seseorang menghadapi tugas kognitif,terutama dalam pemecahan masalah.
            Ada dua dimensi gaya kognitif yang memperoleh perhatian paling besar dalam pengkajian anak berkesulitan belajar yaitu.
1.      Gaya kognitif  ketidakterikatan – keterikatan pada lingkungan
            Dimensi gaya kognitif  ketidakterikatan – keterikatan pada lingkungan menunjuk pada kemampuan seseorang untuk membebaskan diri dari pengaruh lingkungan pada saat membuat keputusan tentang tugas –tugas perceptual.
2.      Gaya kognitif  impulsif dan reflektif
            Gaya kognitif  impulsive- reflektif terkait dengan penggunan waktu yang digunakan oleh anak untuk menjawab persoalan dan jumlah kesalahan yang dibuat anak yang impulsive cenderung menjawab persoalan secara cepat tetapi membuat banyak kesalahan sedangkan anak reflektif cenderung menjawab persoalan secara lebih lambat tetapi hanya membuat sedikit kesalahan.secara umum, anak berkembang dari impulsive ke reflektif. Dengan kata lain ,anak yang muda umumnya lebih impulsive sedangkan anak yang lebih tua umumnya lebih reflektif.meskipun demkian, anak berkesulitan belajar umumnyamemiliki gaya kognitif yang lebih impulsive dari pada anak yang tidak berkesulitan belajar.karena gaya kognitif yang impulsive itu pula yang menjadi penyebab dari timbulnya problema yang bukan hanya akademik tetapi juga perilaku. Karena gaya kognitif yang impulsive tersebut maka anak – anak berkesulitan belajar perlu memperoleh latihan untuk merespon suatu persoalan dengan menggunakan waktu yang cukup dan cara yang hati – hati.
c.       Strategi pengembangan kognisi
1.   Strategi pengembangan memori
            Ada dua macam memori yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang.memori jangka panjang akan terjadi jika ada pengulangan atau penerapan dalam kehidupan sehari – hari. Memori jangka pendek dapat diukur dengan menyuruh anak mengamati objek – objek visual atau auditif dalam waktu singkat,misalnya 20 detik,dan selanjutnya anak diminta mengingat kembali objek yang baru saja dilihat atau didengarnya itu.
2.      Strategi pengembangan keterampilan metakognitif
              Menurut Martin A. Simon (1986 :41) keterampilan metakognitif merupakan pengetahuan tentang proses kognitif sendiri dan kemampuan menggunakan proses tersebut.
              Anak berkesulitan belajar umumnya memiliki keterampilan meta kognisi yang rendah.dalam kaitannya dengan meta kognisi tersebut. Hallahan,Kauffman dan Lloyd (1986:88) merinci adanya metamemory,metalistening, dan metacomprehension. Metamemori berkenaan dengan pengetahuan tentang proses memorinya sendiri dan penggunaannya;metalistening berkenaan dengan pengetahuan tentang prose mendengarkan atau cara memperhatikan suatu pembicaraan yang disampaikan orang lain kepadanya;sedangkan metacomprehension berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang proses memahami bacaan  yang dilakukannya sendiri. Anak berkesulitan belajar umumnya memiliki keterampilan yang rendah baik dalam metamemori,metalistening,maupun meta comprehension dalam membaca.



DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,Mulyono.2003.pendidikan bagi anak berkesulitan belajar.jakarta:Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar